Thursday, 22 August 2013

Musium Kayu



Di kota yang sama dengan musium mulawarman (Tenggarong), musium mini di pinggir kota Tenggarong yang isinya cadas! Karena di sini ada buaya muara dari Sangatta. Selain ada buaya yang diawetkan, ada juga ruang koleksi hasil olahan rotan, koleksi herbarium, hasil olahan dari kayu dan jenis-jenis pohon.

Gw kesini terkahir kali waktu masih kecil dan belum menetap di Jakarta, yang gw inget cuman buaya monsternya dan cuman satu. Tapi sekarang udah ada dua, dewasa. Dengan biasa masuk yang sangat murah yaitu 3000 rupiah, gw bisa dapet wawasan yang lebih dari uang tersebut. Musium kayu tidak seperti musium biasanya yang besar dan luas, ni musium ga terlalu besar. Ada 4 ruangan dan satu ruang tamu buat naroh si monster (buaya). 

Gw coba mengexplore ruangan terlebih dahulu, yang pertama gw ke koleksi olahan rotan, lalu gw lanjut lagi ke koleksi herbarium, trus ke hasil olahan dari kayu dan terkahir ke jenis-jenis pohon. Semuanya dalam satu ruangan. Isinya kurang lebih kaya gini.

Herbarium
Fosil Pohon
Olahan Kayu
Primadona musium kayu itu adalah buaya monsternya. Bener-bener monster! Menurut informasi dari berbagai pihak, buaya muara tidaklah diburu atau dibunuh. Mereka diburu dan dibunuh jika memakan manusia yang ditakutkan kedepannya nanti akan menjadi sebuah kebiasaan. Kan lucu tu kalau kita masuk dalam rantai makanan buaya. Pasangan di bawah ini adalah monster!

Jantan
Betina

Mereka adalah monster, sudahkan anda menemukan monster? Jika belum, mari terus berkelana sampai kita betul-betul paham bahwa INDONESIA itu MONSTER!

Aldair Rorin Akis, 10 Agustus 13


0 komentar:

Post a Comment