Sunday, 7 September 2014

The Way To Kambas


Pertama kali yang terlintas tentang Way Kambas itu adalah gajah. Tapi ternyata ga cuman gajah lho, Way kambas juga dijadikan tempat konservasi untuk badak sumatra. Untuk ngeliat badak sumatra ga bakal semudah ngeliat gajah, karena bukan tempat untuk umum. Jadi apa bisa ngeliat badak? jawabannya bisa! Cara pertama, klo lu seorang peneliti yang memang ada hubungannya dengan badak, lu bisa masuk kawasan "rhino residence", cara yang kedua, gunakan link dari orangtua.

Kunjungan gw ke Way Kambas kali ini menggunakan cara yang kedua, hahahaha. Kebetulan temen bokap gw adalah peneliti, yang suami (om Eeng) emang peneliti badak dan istri (tante Erma) berkerja di C4. Mereka berdua dan anak perempuannya Sania pengen liburan ke Way Kambas, nah jadi gw tinggal mikirin cara pergi ke sana. KANE!
Merak-Bakauheni

  • Kapal ferry bisa digunakan sebagai sarana transportasi murah menuju pulau di sisi barat pulau Jawa.
  • Bakal ada warga lokal yang siap lompat dari atas kapal sebagai hiburan dan cara mereka mencari rezeki. Klo saran gw adalah kasih aja walopun ga banyak. Karena tujuan backpacker adalah itu. Iya itu, yang KANE KANE. 

Bakauheni-Lampung Timur (Way Kambas National Park)
Dari bakauheni menuju Way Kambas, transport yang dipake adalah mobil. Dengan biaya kurang lebih 60k pada saat itu, gw udah bisa ngerasa kaya naik bang bang car (dahulu bernama bom bom car). Kenapa gitu? Apv yang harusnya maksimal di isi 8 orang jadi 10 orang dan supir lintas Sumatra bernama Towi yang masih bisa nelpon di kecepatan 80km/h dengan badan yang hanya berbalutkan kutang. 

Welcome to Way Kambas
Gw diturunin tepat di depan mini market ga jauh dari gerbang Way Kambas dan disuruh nunggu sama bapak-bapak RPU (Rhino Protection Unit). Malam pertama gw nginep di basecampnya RPU, sembari nunggu om Eeng dan keluarga dateng. Karena gw bakal masuk ke kandang badaknya bareng mereka. 


Rhino, We Are Comin` #day 1
Kendaraan para pemburu siap digunakan untuk masuk ke kawasan yang katanya tidak untuk umum. Sebuah tempat elit bagi para badak untuk berkembang biak. Gosok-gosok tangan, lalu siap berangkat!!! Ready...

Menuju SRS (Suaka Rhino Sumatra) dibutuhkan waktu kurang lebih 30 menit. Kondisi jalan menuju SRS bisa dibilang lumayan, lumayan ancur. Maka dari itu dibutuhkan kendaraan yang keras untuk menerjangnya.




Di Way Kambas ga cuman gajah dan badak yang jadi produk unggulannya, klo punya waktu luang yang banyak bisa nyobaiin sensasi mengarungi sungai di Way Kanan yang endingnya itu lautan luas.

"Kawasan bukan untuk umum" kurang lebih begitu kalimatnya. Gw ngerasa beruntung banget bisa masuk kesini, karena ga setiap orang bisa dengan leluasa tanpa syarat main-main ke SRS. Kesan pertama dari SRS itu rapi, bersih dan ga keliatan kaya tempat ngurusin badak. Usut punya usut, ternyata badaknya ditempatkan di tempat istimewa. Sebagai sambutan dari kepala SRS, Bpk.... (lupa namanya) menjelaskan fakta-fakta dari badak sumatra. Berikut informasinya:

1. Minuman cap badak bukanlah minuman yang disahkan oleh badak.
2. Andatu adalah anak badak sumatra dari pasangan andalas (nama ayah) dan ratu (nama ibu), banyak yang bilang andatu merupakan gabungan dari nama sang ayah dan ibu yang bermakna "anugrah dari tuhan"
3. Andatu adalah bayi badak hasil penangkaran yang mana sudah dinantikan dalam waktu 124 tahun semenjak penangkaran pertama kali di India.
4. Badak Sumatra memiliki bulu halus.
5. Cula badak bukanlah obat, apalagi obat vitalitas. Kalo lu pengen kuat banyakin olahraga
aja dah cukup.

Ada yang bikin gw kaget pas mau jalan-jalan muterin SRS. Ternyata, ada 10 lahan yang masing-masing seluas 1 hektar dan dikelilingi pagar listrik. Wow, Jurassic Park! Nah, di dalamnya ada badak-badak sumatra.
Kandang Badak











Mari telusuri, di setiap cluster punya kandang masing-masing. Kandang ini biasanya digunakan untuk ngeliat badak lagi makan atau mandi. Peraturan klo mau masuk kandang adalah cuci sepatu lu baik sebelum dan sesudah plus harus cuci tangan. 

Selesai hari pertama dengan muter-muterin Jurassic park, saatnya gw balik penginapan. Tapi jangan terlalu fokus sama jalanan, karena kalo ga peka sama yang ada dipohon bisa melewatkan momen-momen Kane. Semisal ads Owa, burung yang buntutnya kaya gunting dan lain-lain. #Indonesiakane #Indonesiabagus.




Rhino, we are comin` #day 2
Hari kedua... Hari kedua... Hari kedua... MARI LIAT BADAAAAAAAK!!! Rosa, Ratu dan Andalas, gw cuman ketemu sama mereka. Andatu yang pengen banget gw liat ternyata belum balik kekandang. Tapi gpp, udah bisa liat mereka bertiga sudah bersukur sekali. Karena kesempatan belum tentu datang 2x. Walopun di Taman safari bisa liat, ya tapi masa di Taman Safari sih. 

Belajar dari sebuah dedikasi
Setiap badak di Way Kambas punya pawang masing-masing, dan selain pawangnya ga ada yang boleh megang si badak. Cuman pawang yang tau apa yang dirasaiin sama si badak, seneng, senyum, bete, marah cuman pawang yang tau. Mereka berdua udah kaya ngerti satu sama lain. Pawang badak bisa menghabiskan waktu berjam-jam sama si badak, dan klo dihitung-hitung ngalahin waktu buat anak sendiri. Luar biasa! Mereka tidak sekedar nemenin dan ngasih makan, tapi mereka juga ikut nyemplung waktu badak mandi dikubangan. Udah berasa kaya anak sendiri.

Sempet dengar cerita pas kelahiran andatu, suasana SRS begitu mencekam. Karena ratu (ibunya andatu) pernah keguguran 2x, jadi para rangers sangat posesif karena ga pengen gagal lagi. Ketika telah lahir anak badak yang ditunggu, semua senang semua bahagia. Mungkin salah satu ajudan bilang kaya gini "Pak ada kabar gembira" Ekstra badak!


Selanjutnya ada Dr. Nicolaas J. Van Strien. Dia adalah seorang pencari jejak dan peneliti badak. Om Eeng bercerita kalo ni orang pernah nyari jejak badak di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh. Ga sampai disitu aja, ketika dia wafat pun dengan dikremasikan. Setengah abunya ada di Belanda dan setengahnya lahi berada di markas besar SRS. 



SRS Team
Mampir bentar di Way Kanan


Mari Berburu Gajah





See Next Time Way Kambas
Senang bisa bertemu, menjelajah dan mendapat pengetahuan baru. Never ending explore! Prepare yourself to the next trip.
Salam KANE
Aldair, 30 Des 2013




0 komentar:

Post a Comment